Daftar isi
Bukit Menumbing menyimpan banyak keindahan dan kisah sejarah terkait beberapa tokoh besar bangsa Indonesia. Sudah tahu bukit ini di mana? Cerita sejarah dan cerita mistis apa saja yang ada di bukit ini? Berapa tinggi bukit atau gunung ini? Apa kegunaannya pada masa penjajahan Belanda?
Bukit Menumbing adalah sebuah bukit yang memiliki ketinggian 355 meter di atas permukaan laut dan berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Menumbing. Terdapat Pesanggrahan Menumbing atau Wisma Menumbing yang sempat menjadi tempat pengasingan Ir Soekarno. Menjadikannya sebagai tempat wisata alam sekaligus wisata sejarah di Bangka Belitung.
Baca juga:
* 17+ Tempat Wisata di Pulau Bangka
Lokasi Bukit Menumbing
Ada yang bertanya Bukit Menumbing di mana? Yuk disimak jawabannya.
Bukit ini (Pesanggrahan/Wisma Menumbing) berada di Taman Hutan Raya Gunung Menumbing. Sebuah bukit di sebelah utara Kota Muntok.
Dari Tugu Proklamasi Muntok, berjarak sekitar 10 kilometer. Dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit berkendara.
Sedangkan dari Pelabuhan Muntok berjarak sekitar 11 kilometer. Atau sekitar 30 menit berkendara.
Sekitar 5,6 kilometer terakhir kamu akan melewati hutan di kiri kanan jalan. Masih banyak pepohonan tinggi yang rimbun di sepanjang jalan.
Kamu telah sampai setelah melihat gerbang hitam di puncak bukit. Ada tiga bangunan di puncak bukit. Yang berukuran paling besar dan bertingkat adalah pesanggrahan yang dibangun oleh perusahaan timah kolonial, Banka Tin Winning Bedrijft (BTW) pada tahun 1927.
Alamat:
Tahura Gunung Menumbing
Kecamatan Mentok
Kabuoaten Bangka Barat
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 33351
Sejarah Bukit Menumbing
Bukit Menumbing memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, bukit ini pernah menjadi tempat pengasingan para pemimpin bangsa, di antaranya Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir.
Dilansir kemdikbud.go.id, peran Pesanggrahan Menumbing terasa saat Belanda melakukan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948. Saat menguasai Yogyakarta, Belanda menangkapi tokoh-tokoh nasional. Antara lain Soekarno, Sutan Sjahrir, Agus Salim. Mereka diasingkan ke Berastagi memakai pesawat B-25 pada 22 Desember 1948.
Setelahnya, Mohammad Hatta, Ali Sastroamidjojo, Mohammad Roem, Ass’at, Soerjadi Soerjadarma, dan AG Pringgodigdo mendapat giliran diasingkan ke Muntok.
Menjadi rombongan pertama yang masuk ke Muntok, mereka diberangkatkan pada tanggal 31 Desember 1948.
Mendarat di landasan udara Kampung Dul (sekarang Bandar Udara Depati Amir), dilanjutkan menyusuri perjalanan darat membelah hutan belantara menuju Muntok selama 4 (empat) jam.
Selanjutnya, giliran Soekarno, Ali Sastroamidjojo, Agus Salim, dan Mohammad Roem, yang diasingkan ke Muntok pada tanggal 6 Februari 1949. Mereka ditempatkan di Pesanggrahan Menumbing, di kamar yang berbeda.
Soekarno mendiami kamar 12, Agus Salim tinggal di kamar 11, sedangkan Mohammad Roem di kamar 12-A.
Karena suhu yang lumayan dingin saat itu di puncak bukit, Soekarno merasa tidak nyaman. Soekarno kemudian minta untuk dipindahkan ke Pesanggrahan Muntok (Wisma Ranggam) di pusat kota Muntok, bersama Agus Salim, Mohammad Roem, dan Ali Sastroamodjojo.
Selama diasingkan di Bukit Menumbing, ketiga tokoh tersebut tetap berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Mereka menulis berbagai macam karya, termasuk pidato, artikel, dan surat.
Dijadikan Museum
Mengingat nilai sejarah di pesanggrahan di puncak bukit ini, pemerintah menetapkannya sebagai salah satu benda, situs, atau kawasan cagar budaya. Ditandai dengan terbitnya Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata nomor PM.13/PW.007/MKP/2010.
Kemudian disusul kebijakan berikutnya berupa SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 210/M/2015 tanggal 5 November 2015. Disebutkan dalam SK tersebut bahwa bangunan peninggalan Belanda tersebut menjadi cagar budaya peringkat nasional.
Pesona Bukit Menumbing
Bukit Menumbing memiliki suasana yang sangat tenang dan damai. Hal ini membuat tempat ini sangat cocok untuk dijadikan tempat untuk berkontemplasi dan rekreasi.
Pesanggrahan
Di puncak Bukit Menumbing, terdapat sebuah rumah peristirahatan yang pernah digunakan oleh Soekarno selama masa pengasingan. Rumah tersebut kini telah dijadikan museum. Di museum tersebut, pengunjung dapat melihat berbagai macam benda bersejarah yang berkaitan dengan Soekarno dan masa pengasingannya di Bukit Menumbing.
Ada sekitar 30 kamar di Pesanggrahan Menumbing. Salah satunya menjadi kamar Ir Soekarno.
Pengunjung bisa melihat suasana kamar Soekarno. Di dalam kamar ini terdapat informasi terkait dengan pergerakan kemerdekaan dan aktivitas Soekarno selama masa pengasingan.
Ada Bermacam Pohon dan Bunga
Selain itu, di Bukit Menumbing juga terdapat sebuah taman yang di dalamnya terdapat berbagai macam pohon dan bunga. Taman ini menjadi tempat yang favorit bagi pengunjung untuk bersantai dan menikmati keindahan alam Bukit Menumbing.
Ruang Tata Pamer
Ruang tata pamer cahaya kebangsaan di Pesanggrahan Menumbing menyuguhkan pengunjung dengan rangkaian tur sejarah. Pengunjung bisa mengetahui peran tokoh-tokoh bangsa saat diasingkan di sini.
Kamu bisa menikmati sajian di area Tata Pamer setiap hari. Cukup membayar tiket masuk (htm) Rp20 ribi (orang dewasa) dan Rp10 ribu untuk pelajar dan anak-anak.
Cerita Mistis / Misteri
Selain keindahannya, tempat ini juga menyimpan kisah mistis. Maklum saja, banyak yang menganggap figur Ir Soekarno ini selalu meninggalkan jejak misteri di tempat ia pernah tinggal.
Beberapa orang meyakini ruang kamar Soekarno dan meja kerjanya memberikan keramat.
Selain kamar, ada juga kisah misteri tentang bunker di kamar Soekarno. Konon, bunker ini memiliki akses menuju bawah bangunan, ke arah laut.
Menurut cerita yang beredar, tidak sembarang orang bisa melewati bunker dengan panjang puluhan meter ini. Hanya orang yang memiliti ketulusan hati dan baik budi yang bisa masuk.
Ada juga cerita mengenai dua ular yang tinggal di pohon cemara di depan pintu masuk pesanggrahan. Ular itu panjangnya kurang dari satu meter, memiliki badan sekitar ibu jari kaki orang dewasa. Coraknya hijau, hitam, dan kuning.
Sepasang ular itu selalu bersama-sama. Terkadang ditemui di pohon sebelah kiri dan terkadang di pohon sebelah kanan. Ular ini tidak pernah mengganggu pengunjung.
Apakah Bukit Menumbing angker? Jawabannya kembali lagi ke pembaca. Faktanya, banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat ini untuk menikmati pemandangan dan sejarah.
Kesimpulan
Bukit Menumbing adalah salah satu situs bersejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Bukit ini menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Bukit Menumbing kini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang populer di Bangka Belitung.
Baca juga:
* Geowisata Batu Belimbing di Toboali Bangka Selatan
Selain memiliki nilai sejarah yang tinggi, Bukit Menumbing juga memiliki keindahan alam yang memukau. Tempat ini sangat cocok untuk dijadikan tujuan wisata. kamu bisa menikmati pemandangan alam Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Menumbing sekaligus berwisata sejarah mengenang tokoh-tokoh bangsa yang sempat tinggal di sini.
Ada rencana berkunjung ke Bukit Menumbing di Muntok, Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?