Pengrajin Mandau Pulang Pisau, Ingin Lestarikan Budaya Dayak

Share this article:
Dua Putra Dayak Pengrajin Mandau di Kelurahan Bereng Pulang Pisau 1.
Indra Saputra dan Hendri Setiawan, dua pemuda Pulang Pisau, ingin melestarikan Mando (Mandau) budaya asli Suku Dayak. (Foto: Diskominfo Kalteng)

Mandau (Mando) begitu melekat namanya dengan Suku Dayak di Kalimantan. Senjata tajam sejenis parang ini juga menambah daftar kekayaan senjata tradisional Indonesia. Dalam berbagai sumber dikatakan, penggunaannya dimuali sejak abad 17-18.

Mano di setiap rumpun suku Dayak mempunyai ciri khasnya masing-masing. Namun secara umum ada kesamaan.

Begitu pun dengan mandau asli Pulang Pisau. Dua pemudanya, Indra Saputra dan Hendri Setiawan, dikenal sebagai pengrajin Mandau. Keduanya beralamat di Kelurahan Bereng RT 01.

Baca juga:
* Danau Jempang di Kutai Barat yang Indah dan Unik

Baik Indra dan Hendri memiliki tujuan ingin meleastarikan adat budaya Dayak. Sebuah tujuan mulia agar kebudayaan mando ini tidak tergerus oleh kemajuan zaman.

Berawal dari rasa cinta akan seni budaya daerah, Indra Saputra belajar membuat Kumpang/Sarung Mandau beserta gagangnya.

“Awalnya saya membuatnya untuk pribadi saya sendiri, kemudian teman melihat hasilnya memesan kepada saya,” aku Indra yang akrab disapa Ciing, Minggu (27/2/2022).

“Alhamdulillah sekarang banyak mendapat orderan dari luar Kabupaten Pulang Pisau,” Imbuhnya.

Dua Putra Dayak Pengrajin Mandau di Kelurahan Bereng Pulang Pisau 2
Pengrajin Mandau Pulang Pisau. (Foto: Diskominfo Kalteng)

Membuat Mandau ini, Ciing menjelaskan, tidak bisa sembarangan. Apalagi senjata dengan beragan ukiran unik di bagianbilah yang tidak tajam ini, adalah salah satu senjata kebanggaan masyarakat Dayak.

“Dulu mandau selalu dihubungkan dengan hal-hal magis, bahkan sampai sekarang.” Kata Ciing.

Namun Mando yang ia buat adalah murni merupakan karya seni, tidak ada unsur magis.

Namun ia juga mengakui masih memiliki mando peninggalan orang-orang dulu yang ia yakini memiliki kekuatan magis.

Senada dengan Ciing, Hendri Setiawan juga ingin melestarikan budaya kebanggan Suku Dayak ini.

“Kami berharap warga asli Dayak terutama yang muda-muda, lebih menghargai budayanya dan ikut melestarikan.” Ujarnya.

Baca juga:
* Pesona Bukit Matang Kaladan di Banjar, Kalimantan Selatan

Walaupun ada juga yang mengaggap pekerjaan membuat Mandau ini ketinggalan zaman. Namun Hendri meyakini bisa memberikan nilai tambah jika ditekuni dengan baik.

“Akan memberikan nilai tambah bagi penghasilan kita. Juga ikut andil melestarikan adat budaya Dayak di tanah air kita ini,” pungkas Hendri.

Bagaimana menurut Anda 2 pengrajin Mandau Pulang Pisau ini?

(Sumber: Diskominfo Kalimantan Tengah)

Share this article:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Kami:

Scan untuk Follow:

avonturin_nametag 2