Daftar isi

Air Terjun Napal Carik masih terdengar asing di Sumatera Selatan. Bahkan banyak warga di Muara Enim belum mengetahuinya. Apalagi di Sumatera dan bahkan se-Indonesia. Di mana lokasinya, bagaimana cara menuju ke air terjun ini? Apa saja keunikannya curup ini?
Air Terjun Napal Carik adalah sebuah air terjun yang memiliki 2 tingkat atau undakan di kawasan hutan Suaka Margasatwa (SM) Isau-Isau. Undakan di bawah tingginya sekitar 5 meter dengan lebar 3 meter. Sedangkan tingkat di atas tingginya 10 meter.
Di sekelilingnya adalah hutan yang masih asri dan alami.
Baca juga:
* Curup Besemah di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan
Lokasi Air Terjun Napal Carik
Air terjun ini cukup jauh dari Kota Palembang. Jaraknya sekitar 236 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 6 – 6-5 jam. Melewati Prabumulih – Muara Enim – Tanjung Agung.
Dari ibukota Kabupaten, Muara Enim, berjarak sekitar 55 kilometer ke arah selatan. Waktu tempuhnya sekitar 1,5 – 2 jam berkendara.
Sedangkan dari Martapura berjarak sekitar 121 km dengan waktu tempuh 3,5 – 4 jam berkendara.
Alamat:
Desa Muara Emil
Kecamatan Tanjung Agung
Kabupaten Muara Enim
Sumatera Selatan
Cara Menuju Arter Napal Carik
Jika sudah sampai di Tanjung Agung, jalan masuknya berada di dekat Indomaret Tanjung Agung. Dari arah kota Muara Enim, jalan masuknya berada di sebelah kanan jalan sebelum Indomaret.
Dari Jalan Lintas Sumatera ini, Anda masih harus berkendara sejauh sekitar 16 kilometer lagi.
Dilansir ksdae.menlhk.go.id, dari desa terdekat menuju kawasan SM Isau-isau, aksesnya masih jelek. Jalan berupa tanah liat dengan pengerasan batu di beberapa titik.
Anda akan melewati kompleks pemakaman Puyang Matauh, salah satu dari tiga puyang atau tetua, pendiri desa Muara Emil. Juga akan melewati Talang Tebat Buntu.
Jika ingin menuju lokasi air terjun, harus menggunakan kendaraan roda dua. Itupun sering kali motor harus dituntun. Atau dlanjutkan dengan berjalan kaki, karena kendala-kendala lainnya.
Menjelang sampai, Anda harus berjalan kaki sampai ke Sungai Emil. Melalui jalan tanah menurun hingga menemui sungai yang indah dan menyegarkan. Anda akan menapaki bebatuan yang tersusun bertingkat. Dengan air yang jernih mengalir beriak-riak.
Lelah di pejalanan dengan berkendara dan berjalan kaki akan terbayar saat melihat keindahan air terjun serta alam hutan yang asri di sekitarnya.
Harga Tiket Masuk
–
Jam Buka
Air terjun ini selalu buka siang malam selama 24 jam.
Pesona Air Terjun Napal Carik

Bagi Anda yang suka dengan wisata minat khusus dengan bumbu petualangan akan menyukai proses perjalanan menuju Curup Napal Carik.
Menjelang tiba, Anda akan disuguhkan dengan suasana pedesaan dan alam yang masih hijau dan asri. Tantangan saat hampir tiba di lokasi air terjun tidak kalah menarik dan seru.
Apalagi jika berkunjung di musim hujan. Anda harus menyiapkan mental saat melewati jalanan tanah yang becek dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan. Walaupun itu kendaraan roda dua.
Dan saat tiba di lokasi, suasan hutan pun semakin terasa. Suguhan tegakan hutan yang masih rimbun ditambah dengan berbagai suara-suara hewan di sekitar akan menemani Andas saat berada di curup ini.
Sungainya pun terlihat unik. Air mengalir di atas bebatuan keras yang sepanjang aliran air. Bebatuannya terlihat seperti berlapis-lapis. Dan banyak undakan-undakan.
Ada banyak undakan landai di sini. Dan satu air terjun dengan jatuhan air tegak lurus.
Anda masih bisa menemukan banyak undakan di bagian atas air terjun ini.
Bisa memilih mau di spot mana bersantai dan bermain air.
Inilah asal usul air terjun ini dinamakan Napal Carik. Suara gemercik (becarik) aliran air yang melewati dan menghujam batu (napal).
Legenda Air Terjun Napal Carik

Menurut cerita yang beredar di desa sekitar, air terjun ini adalah tempat persembunyian dan pemandian Putri Dayang Rindu. Putri ini bersembunyi dari kejaran salah seorang Sultan Palembang yang ingin menjadikannya sebagai istri.
Sebelumnya, Sultan Palembang menggerakkan seluruh masyarakat yang tinggal di sepanjang Sungai Batanghari Sembilan untuk mengumpulkan telur. Sultan itu membutuhkan banyak telur sebagai bahan perekat benteng pertahanan.
Suatu hari dalam kunjungannya untuk mengumpulkan telur, dia melihat banyak gadis desa yang cantik. Dia pun memerintahkan hulubalang dan prajurit untuk mengumpulkan semua gadis desa.
Setelah semua gadis dikumpulkan, tidak satupun yang menarik hati sultan. Dan di satu waktu, dia melihat sebuah bangki emas hanyut di sungai. Dia pun mengutus prajuritnya untuk menyelidiki pemilik bangki emas itu.
Setelah beberapa waktu penelusuran, akhirnya diketahui bahwa pemilik bangki emas itu adalah seorang gadis yang ibunya bernama Kerio Carang.
Sultan bersama beberapa prajurit mendatangi rumah mereka. Dia pun terpikat dengan kecantikan gadis pemilik bangki emas. Dia pun langsung mengungkapkan maksud kedatangannya.
Namun tidak disangkanya, Kerio Carang dan putrinya menolak lamaran sultan. Sultan marah sehingga sempat terjadi keributan. Namun, gadis itu dan ibunya memiliki kesaktian sehingga berhasil lolos dari Sultan.
Melarikan diri dari sultab, gadis itu memilih tinggal di hutan di Desa Muara Emil. Tepatnya di lokasi Air Terjun Napal Carik. Namun gadis cantik ini merasa sangat kesepian setelah sekian lama bersembunyi. Tidak tahan kesepian, dia sesekali datang ke desa terdekat.
Tidak tahan kesepian dan rindu, dia juga sering pulang ke rumah orangtuanya. Dia sering menangis tak hentinya. Kerio Carang tidak tega dengan putrinya, dia ingin mengganti nama putrinya agar tidak sedih lagi. Dia pun menemui tiga puyang di Desa Muara Emil. Yaitu Puyang Tanjung, Puyang Matauh, dan Puyang Dusun Ilir.
Puyang Tanjung dan Puyang Matauh menyarankan nama. Namun nama baru dari mereka tidak bisa menghentikan tangisan putri. Terakhir giliran Puyang Dusun Ilir memberinya nama Putri Dayang Rindu. Gadis itu berhenti menangis.
Kecantikan Putri Dayang Rindu membuatnya populer di Desa Muara Emil. Sehingga setelah sekian lama, sultan akhirnya mengetahui keberadaan gadis idamannya.
Dia membawa beberapa prajurit mendatangi tempat persembunyian Putri DAyang Rindu di Air Terjun Napal Carik. Saat itu Putri Dayang Rindu tetap berkeras menolak lamaran sultan. Ini membuat sultan murka.
Tidak bisa menahan amarah, sultan memotong tubuh putri menjadi dua bagian. Dua potongan inilah yang menjelma menjadi bebatuan yang dialiri air.
Beberapa warga menjelaskan, selama berkunjung harus selalu menjaga niat baik dalam hati. Dan ada pantangan untuk tidak berbicara dengan bahasa Palembang. Karena Putri Dayang Rindu sangat membenci Sultan Palembang.
Dikatakan bahwa, jika dilanggar akan turun hujan.
Tips Berkunjung ke Curup Napal Carik
Sebelum datang kemari, ada baiknya persiapkan beberapa hal berikut ini.
- Pertimbangkan dan hitung jarak serta waktu tempuh dari titik keberangkatan. Agar bisa menikmati keindahan curup ini dengan maksimal.
- Akses menuju air terjun dari desa terdekat dalam kondisi tidak bagus. Terutama saat musim hujan. Lebih baik datang di musim kemarau.
- Kalau mau lebih nyaman, bisa gunakan jasa ojek motor warga desa terdekat.
- Bawa bekal makanan dan minuman secukupnya dan jangan lupa bawa kembali sampahnya.
Kesimpulan
Kawasan hutan Suaka Margasatwa (SM) Isau-Isau menyimpan banyak sekali keindahan. Salah satunya adalah curup tempat bersembunyinya Putri Dayang Rindu ini.
Anda bisa memasukkan destinasi wisata alam ini jika berkunjung ke Muara Enim. Lebih menarik lagi kalau bisa mengunjungi beberapa air terjun lain yang berada dekat, seperti Air Terjun Bedegung dan lainnya.
Baca juga:
* Pesona Air Terjun Bedegung di Muara Enim, Sumatera Selatan
Jika Anda suka tempat-tempat indah yang asri, rimbun, dan sepi, air terjun ini sangat cocok. Menikmati perjalanan, menikmati suasana alam hutan yang asri, dan menikmati keindahan alam berupa air terjun yang indah.
Jika ingin mengajak teman, beri tahu kondisi sebenarnya akses menuju lokasi. Agar tidak kecewa saat berkunjung.
Ada rencana mau berkunjung ke Curup / Air Terjun Napal Carik di Muara Enim, Sumatera Selatan?