Daftar isi
Museum Tjong A Fie Mansion adalah salah satu tempat bersejarah yang bisa Anda kunjungi saat berada di ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan. Siapakah Tjong A Fie itu, apa saja keunikan museum ini, di mana lokasinya, dan berapa harga tiket masuknya? Simak terus ya sampai selesai 🙂
Museum Tjong A Fie Mansion adalah sebuah bangunan bergaya arsitektur campuran Cina, Melayu, dan Eropa yang dibangun pada tahun 1890-an oleh Tjong A Fie, yang lahir pada tahun 1860 di Guangdong, China.
Selain menjadi menjadi situs warisan budaya bangunan bersejarah ii juga menjadi bukti prestasi Tjong A Fie, seorang pengusaha yang sangat dermawan dan terkemuka dari keturunan Hakka yang berperan penting dalam pembangunan Medan dan Sumatera Utara pada masa kolonial.
Baca juga:
* Kebun Teh Sidamanik di Simalungun yang Indah Memukau
Lokasi
Di mana museum ini berada?
Mansion atau museum ini berada di selatan Lapangan Merdeka Medan, di dekat Bank Mandiri Medan Ahmad Yani.
Jika berjalan kaki dari PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, Anda bisa mengarah ke selatan sekitar 420 meter.
Sedangkan dari Bank Mandiri KCP Medan Ahmad Yani, Anda bisa berjalan kaki sejauh sekitar 50 meter ke arah utara. Mansion ini hanya dipisahkan satu gedung dengan Bank MAndiri Ahman Yani.
Alamat:
Jl. Jend. Ahmad Yani No.105
Kesawan, Kecamatan Medan Barat
Kota Medan 20111
Harga Tiket Masuk
Untuk masuk ke mansion ini Anda akan dikenakan biaya masuk yang relatif terjangkau.
Tiket MaSuk (htm): Rp. 35.000/orang
Jam Buka
Mansion ini dibuka setiap hari dari pagi hingga sore hari. Tutup atau libur saat Tahun Baru Cina.
Pukul: 09:00 – 17:00 WIB
Batas akhir masuk pukul 16:30.
Kontak:
Telepon: 0811-6130-388
Email: info@tjongafiemansion.org
Instagram: @museumtjongafiemansion
Pesona dan Keunikan Museum Tjong A Fie Mansion
Apa saja pesona dan keunikan mansion yang cantik dan megah ini?
Arsitektur Megah
Salah satu keunikan Museum Tjong A Fie Mansion adalah arsitekturnya. Museum ini merupakan sebuah bangunan bergaya kolonial Belanda yang indah dan megah dengan nuansa arsitektur Tionghoa di atas lahan seluas 8000 meter persegi.
Bagian dalam museum memiliki dekorasi yang menakjubkan, seperti ornamen-ornamen dan patung-patung khas Tionghoa yang indah.
Terdiri dari 35 Kamar di 2 Lantai
Rumah Tjong A Fie memiliki 35 kamar di 2 lantai. Mulai dibangun pada tahun 1895, dan selesai pada tahun 1900. . Gaya arsitektur mansion memiliki pengaruh Cina, Melayu, dan Art Deco.
Struktur dibangun dengan memerhatikan prinsip feng-shui. Kamar-kamar berada di empat sisi bangunan dan mengelilingi halaman terbuka yang besar di tengahnya, menandakan “Sumur Surga”.
Baca juga:
* Danau Siais di Tapanuli Selatan, Indah dan Tenang
Koleksi Berharga
Museum Tjong A Fie Mansion memiliki koleksi yang sangat berharga. Di dalam museum, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi bersejarah dari masa lalu. Seperti foto-foto keluarga, surat-surat penting, dokumen-dokumen, serta beragam lukisan.
Selain itu juga banyak perabotan antik. Seperti meja, kursi, dan kabinet. Banyak dari perabotan ini masih dalam kondisi asli dan dipelihara dengan baik sampai saat ini.
Keberadaan koleksi-koleksi ini memberikan Anda gambaran yang akurat tentang bagaimana rumah-rumah pada masa itu dihias.
Ruangan yang Terawat Baik
Mansion ini memiliki banyak ruangan. Semua ruangan dalam museum ini dipelihara dengan sangat baik dan tetap terjaga keasliannya. Setiap ruangan memiliki dekorasi yang unik, sehingga membuat pengunjung merasa seperti sedang berada di rumah tua yang masih dihuni.
Sejarah Menarik
Selain itu, Museum Tjong A Fie Mansion juga memiliki sejarah yang sangat menarik. Museum ini menceritakan tentang kehidupan dan karier Tjong A Fie, serta peranannya sebagai salah satu tokoh penting di kota Medan pada masa lalu.
Hal ini membuat museum ini menjadi sangat menarik untuk dikunjungi bagi mereka yang ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah kota Medan dan peran orang Tionghoa dalam perkembangan kota tersebut.
Secara keseluruhan, Museum Tjong A Fie Mansion menawarkan pengalaman yang unik dan menarik bagi pengunjung yang ingin mengeksplorasi sejarah, budaya, dan arsitektur yang kaya di kota Medan.
Aktivitas Seni dan Budaya
Museum ini seringkali menjadi tempat diadakannya berbagai kegiatan seni dan budaya. Seperti pertunjukan barongsai, musik, workshops, dan lainnya.
Sejarah Singkat Tjong A Fie
Siapakah pria yang begitu dermawan ini?
Dilansir tjongafiemansion.org, pria bernama Tjong A Fie (張阿輝; 张阿辉) ini lahir dengan nama Tjong Fung Nam (張鴻南; 张鸿南) di distrik Meixian, Guangdong, Tiongkok pada tahun 1860. Banyak juga yang mengenalnya dengan nama Tjong Yiauw Hian (張耀軒; 张耀轩).
Lahir dan dibesarkan dalam keluarga miskin di Tiongkok, dia bahkan tidak menyelesaikan sekolahnya. Dia dan saudaranya, Tjong Yong Hian, bekerja di toko keluarga.
Mengikuti jejak kakaknya, Tjong A datang ke Labuan Deli di Sumatera Hindia Belanda saat dia berusia 17 tahun. Kakaknya, Tjong Yong Hian, sudah cukup mapan di Medan saat itu.
Singkat cerita, bisnis kedua kakak beradik itu tumbuh sangat sukses. Mereka menjadi sangat berpengaruh karena menjalin hubungan dekat dengan sesama pengusaha Cina di Sumatera sekitarnya, penguasa Belanda, dan Kesultanan Deli.
Bisnis Tjong A Fie meliputi banyak sektor. Seperti bank, real estate, pertambangan, rel kereta api, perkebunan tembakau, teh, karet, gula, kelapa, kelapa sawit.
Bahkan dia dan kakaknya merambah kemitraan dengan Cheong Fatt Tze dari Penang. Mereka membangun Kereta Api ChaoChow dan Sukow, kereta api pertama di Tiongkok yang dibiayai dan dibangun oleh orang Tionghoa perantauan.
Karena mereka bermurah hati menyumbang di Guangdong, Tjong bersaudara menerima banyak penghargaan dari Pemerintah Kekaisaran Tiongkok. Janda Permaisuri CiXi mengangkat Tjong bersaudara ini dengan pangkat Mandarin.
Lalu pada tahun 1907, Tjong A Fie menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Hong Kong.
Tjong A Fie diangkat sebagai Majoor der Chineezen pada tahun 1911. Posisi ini ditinggalkan oleh saudaranya yang meninggal dunia. Melalui komunitas ini, dia memimpin warga Cina perantauan yang berkembang di Medan.
Menjalankan perannya sebagai Majoor der Chineezen, dia sangat bijaksana dan murah hati. Dia berkomitmen mengembalikan sebagian dari kekayaannya kepada masyarakat Medan. Tanpa membeda-bedakan ras atau agama, dia membangun sekolah, rumah sakit, vihara, gereja, masjid, dan fasilitas umum lainnya di Sumatera, Malaysia, dan China.
Karena kemampuannya yang tajam untuk bekerja dengan dan membawa banyak kedamaian bagi masyarakat, Tjong A Fie menerima beberapa penghargaan dari pemerintah Kerajaan Belanda. Termasuk kehormatan Orde van de Oranje-Nassau. Ia juga merupakan pendiri Koninklijk Instituut voor de Tropen.
Tjong A Fie meninggal dunia pada 4 Februari 1921 karena penyakit pitam. Pada hari pemakamannya, ribuan orang berbaris di jalan melepas kepergiannya. Dan banyak juga yang berjalan di belakang peti matinya. Mereka memberikan penghormatan terakhir kepada dirinya.
Kesimpulan
Museum ini memiliki keunikan arsitektur, koleksi berharga, sejarah, perabotan antik yang terawat baik, ruangan-ruangan yang terawat dengan baik, aktivitas budaya dan seni.
Baca juga:
* Pulau Pandang di Batu Bara, Sumatera Utara
Lokasinya strategis di pusat kota Medan. Sehingga mudah dijangkau oelh warga Kota Medan sendiri dan wisatawan dari berbagai daerah.
Museum Tjong A Fie Mansion menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang populer di kota Medan. Juga menjadi destinasi menarik bagi para wisatawan yang ingin mengeksplorasi sejarah dan budaya kota Medan serta Indonesia secara umum.
